Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Bin
Jindan Berkata:
"Disebutkan
oleh Al-Imam Asy-Sya’rani, diantara Hak Persaudaraan adalah Anyakuma lahu ila
faradhah ‘alaihi. Apabila kita sedang berkumpul di suatu tempat khususnya dalam
acara-acara besar.Dan
tiba-tiba saudara kita yang kita jalin hubungan persaudaraan dengannya karena
Allah, datang dan masuk ke dalam perkumpulan itu maka kita berdiri
menyambutnya.
Dengan
kita berdiri menyambutnya maka ini adalah bagian dari akhlak yang mulia. Dengan
berdiri menyambutnya maka teman/saudara kita akan merasa senang dan bahagia.Dan
kebahagiaannya dia itu adalah puncak harapan kita dan itulah inti persaudaraan
yang dijalin agar kita memberikan kebahagiaan kepada saudara kita.
Meskipun
saudara kita tidak suka diberi penghormatan namun kita tetap memberikanya
penghormatan. sebab sudah kewajiban dia untuk tidak suka dan kewajiban kita
pula untuk berdiri menghormatinya.
Namun
perlu diketahui bahwa berdirinya kita untuk menghormati saudara kita bisa
dilakukan selama tidak mengganggu majelis atau acara yang sedang diadakan.Kalau
memang mengganggu maka jangan kita mengganggu majelis karena untuk satu orang.
Misalnya
pada saat berlangsung pembacaan Ayat suci Al-Qur’an di suatu majelis dan pada
saat ceramah.
Di
tengah-tengah ceramah ada orang masuk lalu semuanya pada berdiri menyambut.
Kasihan yang ceramah antum mengganggu dia sehingga buyar semua konsentrasinya.
Dan
pada saat pembacaan Maulid sedang berlangsung siapa pun boleh masuk, itu sudah
cukup.! Jangan ada yang berdiri. Yang duduk semuanya berikan jalan dia masuk,
dia ambil tempatnya. Selesai sudah.
Jikalau
tidak mengganggu majelis/ acara, silahkan berdiri bangun hormati saudara kita.
Terlebih lagi jika dia seorang yang terhormat, seorang yang dipandang maka
berdiri menghormati saudara kita jauh lebih bagus lagi.
Sehingga
dikatakan oleh ulama: “ JIka kita bangun berdiri untuk menyambut kedatangan
untuk saudara kita maka kotoran-kotoran di hati akan hilang,
karat-karat
yang menjadi penghalang dan menjadi pengganggu antara kita sama dia itu sirna
semuanya”
Dahulu
Nabi SAW pun mengajarkan ini kepada para sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar