قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
لَمَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي
كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ اْلعَرْشِ : إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ
(صحيح البخاري)
Sabda
Rasulullah SAW: “Ketika Allah telah selesai mencipta jagad raya dan seluruh
makhluk, maka Allah SWT menuliskan diatas puncak Arsy: Kasih Sayangku
(RahmatKu) mengalahkan kemurkaanKu” (Shahih Bukhari)
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ
وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ
هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ
نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ
الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ
وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan
puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menciptakan
alam semesta ini yang demikian luas, dimana di alam dunia ini terdapat banyak
dimensi, dimana terdapat dimensi alam manusia, alam jin dan syaitan , alam malaikat,
alam barzakh, kesemuanya ada di alam ini namun berbeda dimensi, seperti ketika
kita menyalakan dua radio, dimana bentuk kedua radio sama namun ketika diputar
sedikit salah satunya maka siaran yang keluar dari radio akan berbeda dengan
siran radio yang lainnya, demikian pula keadaan alam jin dan syaitan yang juga
di dunia, demikian pula keadaan alam malaikat yang sebagian besar terdapat di
dunia, demikian alam ruh dan alam barzakh yang juga di dunia, serta jutaan
dimensi yang tidak kita ketahui selain dari semua ini, kesemuanya berada dalam
kerajaan dan kekuasaan tunggal Allah subhanahu wata’ala.
Seluruh
alam ini dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala, dan yang kita ketahui hanya
beberapa dimensi, dimana tidak semua bangsa manusia yang dapat melihat jin
namun sebagian kecil dari mereka saja yang dapat melihatnya, begitu juga jin
tidak bisa melihat syaitan kecuali hanya sebagian kecil jin saja yang dapat
melihat syaitan, karena jin digoda oleh syaitan, begitu pula tidak semua jin
dan syaitan dapat melihat ruh karena ruh lebih baik daripada syaitan, dan tidak
semua ruh dapat melihat malaikat karena malaikat lebih baik daripada ruh,
meskipun sebagian ruh diizinkan untuk melihat malaikat, demikian
keadaan-keadaan alam ghaib yang dapat ditembus, dan makhluk yang paling
menembus alam ghaib yang terdalam adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, dimensi demi dimensi, alam demi alam, dan keghaiban demi keghaiban
tertembus hingga terlepas dari semua tempat dan waktu, padahal semua dimensi
pasti terikat dengan waktu dan tempat, namun ini adalah dimensi yang terakhir
yang lepas dari waktu dan tempat, yang mana disitulah perjumpaan Allah
subhanahu wata’ala rabbul ‘alamin dengan satu-satunya makhluk yaitu sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, undangan tunggal Allah subhanahu
wata’ala sepanjang alam semesta dicipta hingga alam semesta berakhir hanya
untuk beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan
dalam Shahih Al Bukhari, bahwa ketika Allah subhanahu wata’ala selesai
menciptakan alam semesta ini dengan segala dimensi yang ada, kemudian Allah
subhanahu wata’ala menulis di atas ‘arsy :
إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ
“ Sesungguhnya
rahmat (kasih sayang) Ku mengalahkan kemurkaan-Ku”
Tulisan
itu merupakan tulisan yang tertinggi di puncak tertinggi ‘arsy, dan sebagian
ulama’ mengatakan bahwa kalimat “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasuulullah”
adalah kalimat yang tertinggi dan terluhur, namun inilah maknanya karena ‘arsy
milik Allah subhanahu wata’ala, dan siapakah “Rahmat” Allah subhanahu wata’ala?
Dia adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman
Allah subhanahu wata’ala:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ
( الأنبياء : 107 )
“Dan
tidaklah Kami (Allah) mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai (pembawa) rahmat
bagi segenap alam”. ( QS. Al Anbiyaa: 107 )
Wujud
dari rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, darinya lah Allah membuka segala rahmat-Nya untuk semua dimensi yang
ada di alam semesta, darinya lah Allah munculkan cahaya hingga terciptalah
seluruh alam semesta. Dan awal dari seluruh penciptaan alam semesta adalah
cahaya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh sebab itu sampai
di dalam neraka pun, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam masih tetap
bisa memberikan syafa’at, mengapa? karena Allah subhanahu wata’ala masih
mempunyai kasih sayang terhadap hamba-hamba yang tidak menyembah kepada
selain-Nya serta mengakui bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah utusan Allah subhanahu wata’ala, maka mereka harus tetap akan masuk surga
dan hal itu adalah ketentuan Allah yang tidak lagi dapat dirubah. Mereka yang
banyak melakukan dosa selama di dunia akan tetap memasuki neraka, namun
akhirnya ia akan masuk ke dalam surga.
Maka saat ini kita tidak berlomba-lomba untuk
masuk ke dalam surga, karena surga atau neraka adalah Allah Yang menentukan,
namun kita bersama berlomba-lomba untuk dekat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Jika kita mau merenungi lebih dalam dengan hati dan sanubari yang suci, kita
akan temukan bahwa cinta itu adalah Allah subhanahu wata’ala, cinta kepada
Allah subhanahu wata’ala semata hal itu adalah yang paling benar, adapun cinta
kepada selain-Nya akan menimbulkan permasalahan, dan cinta yang sempurna kepada
Allah subhanahu wata’ala dengan cinta yang sebenar-benarnya maka cinta itu pun
akan terpancar kepada semua makhluk terlebih kepada nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, terpancar kepada keluarga, anak-anak, orang tua, saudara,
tetangga dan lainnya, yang kesemuanya terpancar dari cinta kepada Allah
subhanahu wata’ala. Maka hakikat dari cahaya Allah subhanahu wata’ala adalah
terpancarnya cinta, namun diselewengkan oleh iblis hingga tergodalah nabi Adam
dan akhirnya turun ke muka bumi karena melanggar larangan Allah subhanahu
wata’ala disebabkan cinta tersebut diselewengkan oleh iblis, maka berwaspadalah
terhadap cinta, karena cinta itu hanya untuk Yang Maha Memilikinya, Yang Maha
Berhak dicintai yaitu Allah subhanahu wata’ala dan Maha melimpahkan cinta-Nya
kepada yang menghendaki-Nya, maka yang menghendaki cinta Allah subhanahu
wata’ala akan Allah berikan cinta kepadanya. Sebagaimana firman-Nya dalam
hadits qudsi :
مَنْ أَحَبَّ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ
لِقَاءَهُ
“Barangsiapa
yang ingin berjumpa dengan-Ku (Allah), maka Aku pun ingin berjumpa dengannya”.
Begitu
juga firman-Nya dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ
فَلْيَظُنَّ بِيْ مَا شَاءَ
“Aku
(Allah) tergantung pada prasangka hamba-Ku, maka berperasangkalah kepada-Ku
semaunya”
Jika
seseorang ingin mencintai Allah subhanahu wata’ala, maka Allah pun ingin
mencintainya, begitu juga yang ingin mendekat kepada Allah, maka Allah lebih
ingin mendekat kepadanya. Maka tergantung diri kita, apa yang ingin kita
perbuat di dunia yang hanya beberapa saat ini untuk mencapai kehidupan yang
kekal dan abadi?!.
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Saya
cukupkan tausiah malam ini, karena saya di tunggu untuk menghadiri rapat untuk
kedatangan guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafizh
minggu yang akan datang, semoga acara Haul sayyidina Fakhrul wujud Al Imam Abu
Bakr bin Salim dan acara malam Selasa di Monas berlangsung sukses serta
menggetarkan rahmat Allah hingga tumpah ruah kepada kita semua sepanjang usia
kita hingga kita wafat dan melintas di alam barzakh serta melewati alam akhirah
hingga sampai ke surga Allah subhanahu wata’ala bersama para shalihin , para
muqarrabin dan para wali Allah, amin ya rabbal ‘alamin.
Kita
berdoa berasama, semoga semu yang hadir dilimpahi rahmat dan kebahagiaan, semua
yang mempunyai hajat semoga dikabulkan hajat-hajatnya, semua yang mempunyai
kesulitan dan permasalahan semoga segera diselesaikan dan diberi jalan keluar
oleh Allah subhanahu wata’ala. Ya Allah jadikanlah malam ini adalah malam
terkahir bagi kesulitan-kesulitan kami, dan jadikanlah malam ini adalah malam
yang paling banyak Engkau limpahi rahmat dan kemudahan bagi kami, dan
jadikanlah malam esok lebih banyak lagi gelombang rahmat-Mu yang terlimpahkan
kepada kami. Kami bersumpah demi cahaya keagungan nama-Mu bahwa Engkau lah Yang
Maha Dermawan, maka buktikanlah, hanya Engkaulah Yang Maha Melimpahkan
kebahagiaan, hanya Engkaulah Yang Maha melimpahkan keanugerahan dan kasih
sayang, maka berilah kami bukti agar kami semakin bertambah iman kepada-Mu,
kami yakin bahwa Engkau Yang Maha memberikan kebahagiaan , kami yakin Engkau
Maha memiliki anugerah, namun berilah kami kekuatan agar iman kami semakin kuat
dengan bukti bahwa Engkau Yang paling dermawan, dan kami tidak berpaling kepada
selain-Mu.
Wahai
Allah seandainya kami ditimpa banyak musibah kami pun tidak akan menyembah
kepada selain-Mu, kami tidak akan memilih Tuhan selain-Mu, maka janganlah
Engkau tahan untuk melimpahkan anugerah kepada kami…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah
bersama-sama
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن
يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله
لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ
الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا
اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ
وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar